Gaya Hidup

5 Cara Perawatan Luka Diabetes, Cegah Komplikasi!

Written by

Luka diabetes, terutama pada kaki, sangat umum di kalangan penderita diabetes. Luka ini biasanya disertai perubahan warna kulit, nanah, bau tidak sedap, dan mati rasa.

Penderita diabetes lebih rentan terhadap luka dan infeksi, sehingga perubahan kulit seperti kemerahan, bengkak, lecet, atau kapalan bisa berkembang menjadi luka diabetes.

Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk memeriksa kondisi kesehatan mereka setiap hari.

Penyebab Luka Diabetes

Diabetes terjadi karena kadar gula darah yang terlalu tinggi, yang bisa merusak saraf dan pembuluh darah, menyebabkan luka diabetes. Penderita diabetes memiliki risiko sekitar 15% untuk mengalami luka diabetes sepanjang hidupnya. Jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik, risiko ini meningkat.

Baca Juga: 6 Langkah Perawatan Kaki Diabetes, Cegah Komplikasi Berbahaya

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan luka antara lain:

  • Kerusakan saraf atau sirkulasi darah yang buruk
  • Lama menderita diabetes
  • Kadar gula darah yang tidak terkontrol
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Tekanan darah atau kolesterol tinggi
  • Tidak menjaga kesehatan, terutama perawatan kaki

Meskipun luka akibat diabetes bisa terjadi di semua bagian tubuh, mereka lebih sering muncul di tungkai dan kaki, terutama jika aliran darah di kaki kurang lancar dan kadar gula darah terlalu tinggi. Kondisi ini sering terjadi pada penderita diabetes tipe 2.

Efek Jangka Panjang dan Gejala Luka Diabetes

Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak saraf, membuat penderita diabetes mengalami mati rasa pada kaki. Hal ini bisa membuat penderita tidak menyadari adanya luka, sehingga tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan, memperparah kondisi.

Tanda-tanda kerusakan saraf pada penderita diabetes meliputi:

  • Warna kulit menjadi gelap di sekitar area yang terpengaruh
  • Penurunan persepsi terhadap suhu
  • Rasa sakit
  • Rambut rontok pada area yang terpengaruh
  • Kesemutan dan mati rasa

Gejala luka akibat diabetes meliputi:

  • Luka, lecet, kapalan, dan perubahan pada kulit atau kuku kaki
  • Keluarnya cairan atau nanah
  • Bau tidak sedap dari kaki atau bagian tubuh yang terluka
  • Kulit kemerahan
  • Sakit dan bengkak

Pada luka diabetes yang parah, jaringan hitam dapat terbentuk di sekitar luka karena terhambatnya aliran darah. Gejala ini mungkin tidak selalu terlihat jelas, dan sebagian penderita tidak menyadarinya sampai terjadi infeksi.

Klasifikasi dan Penanganan Luka Diabetes

Dokter mengidentifikasi keparahan luka diabetes dengan skala 0-5:

  • Skala 0: Tidak ada luka terbuka
  • Skala 1: Luka tidak sampai menyerang lapisan kulit yang lebih dalam
  • Skala 2: Luka mencapai tulang, tendon, dan kapsul sendi
  • Skala 3: Luka menyebabkan abses, osteomielitis, atau tendonitis
  • Skala 4: Gangrene di sebagian kaki depan atau tumit
  • Skala 5: Gangrene pada seluruh kaki

Luka akibat infeksi dan aliran darah yang buruk dapat menyebabkan gangrene, yaitu kematian otot, kulit, dan jaringan pada kaki. Jika gangrene tidak membaik dengan pengobatan medis, prosedur amputasi mungkin diperlukan.

Perawatan Luka Diabetes

Luka diabetes memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang sehat. Oleh karena itu, perawatan luka akibat diabetes memerlukan perhatian khusus.

Proses penyembuhan luka yang lebih lama pada penderita diabetes disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Ini dapat merusak saraf, menurunkan kekebalan tubuh, dan memperburuk sirkulasi darah. 

Kondisi ini menghambat proses perbaikan jaringan tubuh yang rusak, seperti luka. Tanpa perawatan yang tepat, luka akibat diabetes akan tetap terbuka, basah, dan tidak kunjung sembuh, membuat penderita rentan terhadap infeksi jamur dan bakteri.

Dalam banyak kasus, luka yang tidak sembuh bisa berujung pada amputasi, sehingga luka akibat diabetes tidak boleh dianggap sepele.

Untuk mencegah luka akibat diabetes menjadi lebih parah, ikuti langkah-langkah perawatan berikut:

1. Segera Bersihkan Luka

Luka diabetes

Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun, lalu keringkan dan tutup dengan kasa atau penutup luka modern sesuai rekomendasi dokter. Meskipun sederhana, penting untuk terus memantau kebersihan pembalut luka dan menggantinya jika perlu.

2. Kurangi Tekanan pada Luka

Hindari pakaian ketat dan, jika luka berada di kaki, gunakan bantalan alas kaki yang empuk dan nyaman untuk mengurangi tekanan dan kerusakan pada luka.

3. Perhatikan Nutrisi Harian

Konsumsi makanan yang kaya protein untuk membantu memperbaiki jaringan kulit dan tubuh yang rusak. Selain itu, pastikan asupan nutrisi lain seperti serat, vitamin, mineral, dan lemak seimbang.

4. Jaga Kadar Gula Darah

Luka diabetes

Kadar gula darah yang terkontrol akan mempercepat penyembuhan luka. Rutin berolahraga, mengatur asupan makanan, memeriksa gula darah, dan mengonsumsi obat diabetes sesuai anjuran dokter adalah cara-cara penting untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.

5. Pantau Tanda-tanda Infeksi

Waspadai tanda-tanda infeksi seperti rasa sakit, hangat di sekitar luka, kemerahan, pembengkakan, demam, dan kondisi luka yang berair atau bernanah. Jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut.

Dengan perawatan yang tepat, risiko komplikasi luka diabetes dapat diminimalkan, sehingga penting bagi penderita diabetes untuk mengikuti langkah-langkah di atas dengan disiplin.

Komplikasi Luka Borok Kaki akibat Diabetes

Salah satu luka akibat diabetes yaitu ulkus diabetik. Luka borok ini terbentuk di bawah pergelangan kaki yang disebabkan karena pecahnya kulit. 

Ketika luka borok pada kaki berkembang, gejalanya sering mencakup pembengkakan, gatal, dan sensasi seperti terbakar. Namun, kondisi ini bisa semakin memburuk jika tidak segera diobati, mengakibatkan komplikasi yang lebih serius, seperti:

Infeksi Kulit

Ulkus diabetes pada kaki sangat rentan terhadap infeksi kulit, yang dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar luka, bau tidak sedap, demam, dan kedinginan. Jika infeksi menyebar dari luka ke tulang, risiko amputasi meningkat.

Pembentukan Abses

Infeksi pada ulkus kaki diabetik dapat menyebabkan pembentukan abses, yaitu akumulasi nanah di bawah kulit yang sangat menyakitkan.

Sepsis

Jika infeksi mencapai aliran darah, dapat menyebabkan sepsis, kondisi yang mengancam jiwa di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi dan merusak jaringan serta organ. Gejalanya termasuk kebingungan, kulit membiru atau muncul noda, dan kesulitan bernapas.

Deformitas Kaki

Diabetes yang tidak terkontrol dalam jangka panjang, bersama dengan infeksi kaki, dapat melemahkan otot dan tulang kaki, menyebabkan kelainan bentuk.

Kondisi ini dapat memicu kaki Charcot, komplikasi serius pada sendi, tulang, dan jaringan lunak di pergelangan kaki atau kaki.

Tulang menjadi rapuh dan mudah terkilir atau patah bahkan dengan tekanan kecil, seperti saat berjalan. Jika tidak ditangani sejak dini, persendian kaki bisa mengalami kerusakan parah. Kaki Charcot terjadi pada sekitar 1 persen penderita neuropati diabetes.

Gangren

Gangren adalah kematian jaringan tubuh akibat infeksi bakteri atau hilangnya aliran darah. Ditandai dengan perubahan warna kulit, nanah yang tidak biasa, atau cairan yang keluar dari daerah tersebut, serta hilangnya sensasi di bagian tubuh yang terkena.

Jika ulkus diabetik tidak diobati tepat waktu, jaringan kulit di sekitar luka bisa mati karena suplai darah dan oksigen yang tidak mencukupi, menyebabkan pembentukan jaringan hitam yang disebut iskemia, yang merupakan tanda awal gangren.

Amputasi Kaki

Luka diabetes

Banyak penderita diabetes memiliki penyakit arteri perifer yang mengurangi aliran darah ke kaki dan neuropati, yang mematikan rasa sakit biasanya di tangan dan kaki.

Penyakit arteri perifer dan neuropati membuat penderita diabetes lebih mudah terkena borok kaki dan infeksi. Infeksi berat yang tidak merespon pengobatan bisa menyebar ke aliran darah. Untuk mencegah hal ini, kaki yang terinfeksi mungkin harus diamputasi.

Itulah informasi terkait perawatan luka diabetes, untuk kamu yang ingin menjaga kadar gula darah, mencegah diabetes, dan mulai dengan pola hidup sehat jangan lupa sedia vitameal sebagai pendamping makanan sehat untuk pola hidup yang lebih baik.

Tinggalkan komentar