Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menderita penyakit Hipertensi, namun banyak diantara mereka yang tidak menyadarinya. Menjadi salah satu penyakit yang mematikan di Indonesia, perlu adanya kesadaran setiap orang untuk rutin cek kesehatan. Namun tahukah kamu ada berapa banyak penderita hipertensi di Indonesia? Lalu bagaimana cara mencegah risiko hipertensi sejak dini?
Berapa Banyak Penderita Hipertensi di Indonesia?

Hipertensi merupakan jenis penyakit tidak menular namun memiliki kontribusi besar sebagai penyakit kardiovaskular seperti gagal ginjal, stroke, kecacatan hingga penyebab kematian dini.
Seseorang disebut memiliki penyakit hipertensi apabila memiliki tekanan darah melebihi batas normal yaitu untuk sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. Hipertensi disebut juga sebagai the silent disease sebab penderitanya tidak akan menyadarinya sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi yang tidak mendapat penanganan dengan cepat dapat menyebabkan gagal jantung, serangan jantung, stroke hingga gagal ginjal kronik.
Perlu diketahui, sebanyak 49% kasus serangan jantung dan 62% kasus seseorang menderita stroke disebabkan karena komplikasi hipertensi. Lalu ada berapa banyak penderita hipertensi di Indonesia?
Dikutip dari Journal Unnes, menurut WHO pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di seluruh dunia mencapai 26,4% atau sekitar 972 juta orang yang menderita penyakit hipertensi. Pada tahun 2021, angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 29,2%. Pada tahun 2018, WHO memperkirakan jika terdapat 9,4 juta orang yang meninggal disebabkan oleh komplikasi hipertensi.
Dari jumlah total 972 juta penduduk di dunia, kasus hipertensi ditemukan sebanyak 333 juta di negara maju dan sebanyak 639 juta di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, hipertensi menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga dengan persentase 6,8% untuk semua kategori umur.
Berdasarkan data Riskesdas (2018), prevalensi atau proporsi populasi hipertensi di Indonesia mencapai angka 34,1%. Prevalensi tertinggi sebanyak 44.1% di Kalimantan Selatan dan terendah berada pada angka 22,2% di Papua.
Sedangkan di Jawa Tengah prevalensi mencapai angka hingga 37,57%. Sementara itu, proporsi populasi penderita hipertensi pada perempuan mencapai 40,17% lebih tinggi dibandingkan laki-laki sebanyak 34,83%. Proporsi penderita hipertensi di kota lebih tinggi mencapai 38,11% dibandingkan di desa sebanyak 37,01%.
Menurut data Riskesdas tahun 2021, prevalensi hipertensi mencapai angka 34,1%. Angka tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan prevalensi hipertensi pada tahun 2013 dengan persentase 258%.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penderita hipertensi tertinggi. Jumlah kasus penderita hipertensi sebanyak 63.309.620 orang dengan angka kematian sebanyak 427.218. Dalam penelitian, angka kematian tersebut berada pada kelompok usia 31-44 tahun sebanyak 31,6%, usia 45-54 tahun sebesar 45,3% dan usia 55-64 tahun sebesar 55,2%.
Meskipun angka persentase penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi, namun umumnya kasus tersebut karena masyarakat yang tidak menyadari jika dirinya memiliki masalah tekanan darah tinggi. Maka dari penting untuk selalu rutin cek kesehatan untuk mendeteksi dan mendapat penangan cepat dan tepat.
Berdasarkan data dari Riskesda pada 2018, penyakit hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan pada usia produktif. Hal ini tentunya harus menjadi peringatan bagi semua orang. Oleh karena itu penting untuk menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat supaya tekanan darah tetap stabil. Tidak lupa untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan sehingga bisa mendeteksi sejak dini agar mendapat perawatan yang tepat.
Angka Kematian Akibat Hipertensi di Indonesia

Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan jika hipertensi menjadi salah satu penyakit yang menyumbang angka kematian tertinggi di dunia, bahkan di Indonesia. Hipertensi menduduki peringkat ketiga sebagai penyakit mematikan dengan persentase 6,8% setelah stroke sebanyak 15,4% dan tuberkulosis sebanyak 7,5%.
Hipertensi disebut juga sebagai Silent Killer, sebab penyakit ini tidak menunjukan tanda-tanda yang jelas pada penderitanya. Namun ternyata, penyakit ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada pembuluh darah dan organ tubuh lainnya seperti ginjal, jantung, otak, mata dan lain-lain. Apabila masalah kesehatan ini tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,2 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dan sekitar 46% dari mereka tidak mengetahui bahwa mereka mengidap kondisi ini. Hal ini sangat berbahaya karena hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak organ tubuh tanpa disadari.
Karena gejala hipertensi sering kali tidak terasa, banyak orang baru mengetahui bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi setelah mengalami komplikasi serius. Misalnya, seseorang yang merasa sehat-sehat saja bisa tiba-tiba mengalami serangan jantung atau stroke karena tekanan darah tinggi yang tidak terdeteksi dan tidak diobati selama bertahun-tahun.
Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi hipertensi lebih awal dan mencegah komplikasi yang berbahaya.
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal, yaitu 140/90 mmHg atau lebih. Tekanan darah sendiri terdiri dari dua angka:
- Tekanan sistolik: Angka pertama dalam hasil pengukuran tekanan darah, menunjukkan tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
- Tekanan diastolik: Angka kedua, menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara detakan.
Jika tekanan darah seseorang terus-menerus berada di atas normal, maka mereka dikategorikan mengalami hipertensi dan berisiko mengalami berbagai komplikasi kesehatan.
Faktor Penyebab Hipertensi
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertensi, di antaranya:
1. Gaya Hidup Tidak Sehat: Seperti konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
2. Faktor Genetik: Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, risiko mereka untuk mengalami kondisi yang sama lebih tinggi.
3. Usia: Semakin bertambah usia, elastisitas pembuluh darah berkurang, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
4. Stres Berlebihan: Stres yang tidak terkontrol dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah dalam jangka panjang.
5. Penyakit Penyerta: Penyakit seperti diabetes, gangguan ginjal, atau obesitas dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengelola Hipertensi?

Meskipun hipertensi bisa berbahaya, kondisi ini dapat dicegah dan dikelola dengan perubahan gaya hidup yang sehat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Rutin Memeriksa Tekanan Darah: Pemeriksaan tekanan darah secara rutin membantu mendeteksi hipertensi lebih awal sehingga bisa segera ditangani.
Mengatur Pola Makan Sehat: Seperti kurangi konsumsi garam, perbanyak makan buah dan sayur, batasi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol
Aktif Bergerak dan Berolahraga: Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga selama 30 menit per hari dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Mengelola Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mendengarkan musik dapat membantu menurunkan stres dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
Berhenti Merokok dan Mengurangi Alkohol: Kedua kebiasaan ini dapat memperburuk tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Konsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter: Jika sudah didiagnosis hipertensi, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengontrol tekanan darah. Pastikan untuk mengonsumsinya sesuai petunjuk dokter.
Konsumsi Vitameal Less Sugar: Vitameal Less Sugar adalah sereal sehat yang dibuat dengan kombinasi bahan alami seperti susu almond, ketan hitam, vanila, dan mata beras, yang tidak hanya memberikan rasa lezat tetapi juga memastikan kandungan nutrisinya tetap lengkap.
Mengonsumsi Vitameal Less Sugar dapat memberikan manfaat untuk kesehatan seperti membantu mengontrol kadar kolesterol dengan serat yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh dan menjaga kesehatan jantung dengan kandungan lemak sehat yang membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Yuk coba Vitameal sekarang!