Amankah Puasa bagi Penderita Diabetes? Cek 4 Faktanya!

Alifia Salsabila

Amankah Puasa bagi Penderita Diabetes

Diabetes adalah kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh dalam mengatur gula darah. Penderita diabetes perlu memperhatikan asupan makanan dan obat-obatan secara teratur. Oleh karena itu, muncul kekhawatiran amankah puasa bagi penderita diabetes?

Namun, jangan khawatir! Dengan persiapan yang matang dan pemahaman yang baik, penderita diabetes tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman. Kunci utamanya adalah mengontrol kadar gula darah, mengatur pola makan yang tepat, serta berkonsultasi dengan dokter.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai keamanan puasa bagi penderita diabetes. Mari kita simak panduan lengkapnya agar ibadah puasa tetap dapat dijalankan dengan lancar, serta kesehatan tetap terjaga selama bulan Ramadhan

Amankah Puasa bagi Penderita Diabetes?

amankah puasa bagi penderita diabetes

Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu kewajiban utama bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama sebulan penuh, umat Muslim yang mampu secara fisik dan sehat diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, serta berbagai hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, bagi penderita diabetes, menjalankan ibadah puasa memerlukan persiapan yang lebih matang. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya komplikasi kesehatan yang dapat terjadi akibat terganggunya proses metabolisme dalam tubuh. Lalu, apakah seorang penderita diabetes aman untuk berpuasa?

Secara umum, penderita diabetes tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan syarat bahwa kadar gula darahnya terkontrol dengan baik dan tidak memiliki penyakit penyerta yang serius, seperti gangguan pada jantung atau ginjal. Jika penderita diabetes tetap ingin berpuasa, mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu serta berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa kondisi fisiknya memungkinkan untuk berpuasa tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang membahayakan.

Selama menjalankan ibadah puasa, penderita diabetes perlu memperhatikan pola makan, tingkat aktivitas fisik, serta jadwal konsumsi obat-obatan atau insulin guna mencegah terjadinya fluktuasi kadar gula darah. Jika tidak dikelola dengan baik, puasa dapat meningkatkan risiko dua kondisi yang berbahaya, yaitu hipoglikemia (kadar gula darah turun drastis) dan hiperglikemia (kadar gula darah yang melonjak tinggi).

Kategori Risiko Penderita Diabetes dalam Berpuasa

Berdasarkan pedoman dari The International Islamic Organization for Medical Sciences, penderita diabetes dikategorikan ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkat risiko dan boleh tidaknya menjalankan puasa:

1. Risiko Rendah (Diperbolehkan Berpuasa dengan Aman)

  • Penderita diabetes dalam kondisi sehat dan kadar gula darahnya stabil.
  • Diabetes dapat dikendalikan hanya dengan diet sehat dan/atau konsumsi obat-obatan oral.
  • Kadar HbA1C (parameter yang menunjukkan rata-rata kadar gula darah dalam 3 bulan terakhir) berada di bawah 7%.

2. Risiko Sedang (Diperbolehkan Berpuasa dengan Hati-Hati)

  • Penderita diabetes yang kondisi gula darahnya masih cukup terkendali dengan diet, obat oral, atau insulin kerja pendek.
  • Kadar HbA1C berada di bawah 8%.
  • Penderita perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa.

3. Risiko Tinggi (Dianjurkan untuk Tidak Berpuasa)

  • Kadar gula darah sebelum berpuasa berada dalam rentang 150-300 mg/dl.
  • Kadar HbA1C berkisar antara 8-10%.
  • Memiliki komplikasi diabetes yang memengaruhi pembuluh darah kecil (mikrovaskular), seperti gangguan pada retina mata, ginjal, atau sistem saraf.
  • Mengalami komplikasi diabetes yang memengaruhi pembuluh darah besar (makrovaskular), seperti penyakit jantung dan stroke.
  • Berusia di atas 75 tahun dengan kondisi kesehatan yang sudah menurun.
  • Mengalami gangguan kognitif, seperti demensia atau penurunan daya ingat yang berat.
  • Mengidap penyakit kronis lainnya, seperti gagal jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, atau kanker.

4. Risiko Sangat Tinggi (Tidak Disarankan untuk Berpuasa)

  • Kadar gula darah sebelum berpuasa sangat tinggi (>300 mg/dl).
  • Kadar HbA1C lebih dari 10%.
  • Pernah mengalami hipoglikemia berat dalam tiga bulan terakhir.
  • Sering mengalami hipoglikemia tanpa diketahui penyebabnya.
  • Memiliki riwayat komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik atau sindrom hiperglikemia hiperosmolar.
  • Penderita diabetes tipe 1 yang sangat bergantung pada insulin.
  • Sedang mengalami penyakit akut yang memerlukan perawatan medis segera.
  • Melakukan pekerjaan berat yang menguras tenaga dan berisiko menyebabkan dehidrasi.
  • Wanita hamil yang menderita diabetes, baik diabetes gestasional maupun diabetes sebelum kehamilan.
  • Penderita diabetes yang menjalani terapi dialisis atau cuci darah.

Bagi penderita diabetes yang termasuk dalam kategori risiko tinggi atau sangat tinggi, dianjurkan untuk tidak menjalankan puasa demi menjaga kesehatan mereka. Namun, bagi yang tetap ingin berpuasa, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi tubuhnya.

Tips Berpuasa bagi Penderita Diabetes

Jika dokter mengizinkan penderita diabetes untuk berpuasa, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar puasa tetap aman dan tidak mengganggu kesehatan, antara lain:

1. Jangan Melewatkan Sahur

Makan sahur sangat penting bagi penderita diabetes untuk memastikan tubuh memiliki cadangan energi yang cukup sepanjang hari. Sahur juga membantu mencegah terjadinya hipoglikemia saat berpuasa. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak melewatkan sahur dan pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serta serat tinggi agar kadar gula darah tetap stabil lebih lama.

2. Tetap Mengatur Pola Makan 3 Kali Sehari

Meskipun jadwal makan berubah selama bulan Ramadhan, penderita diabetes tetap dianjurkan untuk makan tiga kali sehari, yaitu:

  • Makan sahur sebagai pengganti sarapan.
  • Makan saat berbuka sebagai pengganti makan siang.
  • Makan setelah salat tarawih sebagai pengganti makan malam.

Dianjurkan untuk makan sahur mendekati waktu imsak agar cadangan energi bertahan lebih lama, serta berbuka puasa sesegera mungkin untuk menghindari penurunan kadar gula darah yang berlebihan.

3. Hindari Makan Berlebihan Saat Sahur dan Berbuka

Meskipun tubuh merasa sangat lapar setelah seharian berpuasa, mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang tidak terkendali. Oleh karena itu, dianjurkan untuk berbuka dengan makanan ringan terlebih dahulu, seperti kurma atau buah-buahan, sebelum mengonsumsi makanan utama dengan porsi yang cukup.

4. Pilih Makanan yang Kaya Serat dan Rendah Gula

amankah puasa bagi penderita diabetes

Makanan yang tinggi serat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Penderita diabetes sebaiknya mengonsumsi makanan seperti nasi merah, roti gandum, sayuran hijau, serta buah-buahan rendah gula dan Vitameal.

Vitameal adalah konsep makanan sehat yang kaya nutrisi dan cocok untuk penderita diabetes. Konsep ini melibatkan makanan seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serat, dan mikronutrien. Konsumsi Vitameal saat sahur dan buka puasa dapat membantu mengontrol gula darah

5. Tetap Aktif, tetapi Hindari Aktivitas Berat

Penderita diabetes tetap dianjurkan untuk bergerak selama bulan puasa agar metabolisme tubuh tetap berjalan dengan baik. Namun, aktivitas fisik yang terlalu berat sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko hipoglikemia. Pilihlah olahraga ringan seperti berjalan kaki atau peregangan setelah berbuka puasa.

6. Pantau Kadar Gula Darah Secara Rutin

amankah puasa bagi penderita diabetes

Selama berpuasa, penderita diabetes perlu memantau kadar gula darahnya secara berkala, terutama sebelum sahur, sebelum berbuka, serta beberapa jam setelah makan. Jika kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, segera konsultasikan dengan dokter.

Dengan perencanaan yang tepat dan pemantauan yang rutin, penderita diabetes dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman tanpa mengorbankan kesehatan mereka. Namun, jika muncul gejala yang mengkhawatirkan, seperti pusing, gemetar, lemas berlebihan, atau kehilangan kesadaran, sebaiknya segera membatalkan puasa dan mendapatkan penanganan medis.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Konsultasi Seputar Vitameal, Chat Langsung Aja sama Ahlinya.
//
dr.Mega
Online
|
//
Tanya?