Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dijuluki sebagai “silent killer” atau pembunuh senyap. Julukan ini bukan tanpa alasan. Hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya.
Padahal, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan mata. 1 Kerusakan ini dapat berujung pada komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.
Lantas, mengapa hipertensi disebut silent killer? Bagaimana cara mendeteksi dan mencegah hipertensi?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai alasan mengapa hipertensi disebut silent killer, serta cara-cara untuk mencegah dan mengendalikan kondisi ini. Mari kita simak panduan lengkapnya agar kita bisa lebih waspada dan menjaga kesehatan jantung serta tubuh kita.
Mengapa Hipertensi Disebut Silent Killer?

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai “silent killer” karena sifatnya yang sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi sampai akhirnya mengalami masalah kesehatan yang berbahaya, seperti serangan jantung atau stroke. Lantas, apa yang membuat hipertensi begitu berbahaya, dan mengapa kita harus lebih waspada terhadap kondisi ini?
Alasan Mengapa Hipertensi Disebut Silent Killer
1. Tidak Menunjukkan Gejala yang Jelas
Salah satu alasan utama hipertensi disebut silent killer adalah karena banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun dalam waktu yang lama. Beberapa orang mungkin merasakan sakit kepala ringan, kelelahan, atau pusing, tetapi gejala ini sering dianggap sepele dan diabaikan. Tanpa pemeriksaan tekanan darah secara rutin, seseorang mungkin tidak menyadari bahwa tekanan darah mereka sudah melebihi batas normal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,2 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dan sekitar 46% dari mereka tidak mengetahui bahwa mereka mengidap kondisi ini. Hal ini sangat berbahaya karena hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak organ tubuh tanpa disadari.
2. Merusak Organ Secara Perlahan
Meskipun tidak langsung menunjukkan gejala, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan organ secara bertahap, terutama pada jantung, otak, ginjal, dan mata. Beberapa dampak jangka panjang dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol meliputi:
- Penyakit jantung: Hipertensi meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
- Stroke: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke akibat pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah.
- Gagal ginjal: Ginjal berfungsi sebagai penyaring darah, tetapi tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal, menyebabkan gagal ginjal.
- Gangguan penglihatan: Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di mata, yang bisa berujung pada kebutaan jika tidak ditangani.
Kerusakan ini sering kali terjadi secara perlahan tanpa disadari, hingga akhirnya menimbulkan kondisi yang mengancam jiwa.
3. Sering Terlambat Diketahui
Karena gejala hipertensi sering kali tidak terasa, banyak orang baru mengetahui bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi setelah mengalami komplikasi serius. Misalnya, seseorang yang merasa sehat-sehat saja bisa tiba-tiba mengalami serangan jantung atau stroke karena tekanan darah tinggi yang tidak terdeteksi dan tidak diobati selama bertahun-tahun.
Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi hipertensi lebih awal dan mencegah komplikasi yang berbahaya.
Mengenal Lebih Dekat Hipertensi

Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal, yaitu 140/90 mmHg atau lebih. Tekanan darah sendiri terdiri dari dua angka:
- Tekanan sistolik: Angka pertama dalam hasil pengukuran tekanan darah, menunjukkan tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
- Tekanan diastolik: Angka kedua, menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara detakan.
Jika tekanan darah seseorang terus-menerus berada di atas normal, maka mereka dikategorikan mengalami hipertensi dan berisiko mengalami berbagai komplikasi kesehatan.
Faktor Penyebab Hipertensi

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertensi, di antaranya:
1. Gaya Hidup Tidak Sehat: Seperti konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
2. Faktor Genetik: Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, risiko mereka untuk mengalami kondisi yang sama lebih tinggi.
3. Usia: Semakin bertambah usia, elastisitas pembuluh darah berkurang, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
4. Stres Berlebihan: Stres yang tidak terkontrol dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah dalam jangka panjang.
5. Penyakit Penyerta: Penyakit seperti diabetes, gangguan ginjal, atau obesitas dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengelola Hipertensi?

Meskipun hipertensi bisa berbahaya, kondisi ini dapat dicegah dan dikelola dengan perubahan gaya hidup yang sehat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Rutin Memeriksa Tekanan Darah: Pemeriksaan tekanan darah secara rutin membantu mendeteksi hipertensi lebih awal sehingga bisa segera ditangani.
- Mengatur Pola Makan Sehat: Seperti kurangi konsumsi garam, perbanyak makan buah dan sayur, batasi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol
- Aktif Bergerak dan Berolahraga : Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga selama 30 menit per hari dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Mengelola Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mendengarkan musik dapat membantu menurunkan stres dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
- Berhenti Merokok dan Mengurangi Alkohol: Kedua kebiasaan ini dapat memperburuk tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Konsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter: Jika sudah didiagnosis hipertensi, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengontrol tekanan darah. Pastikan untuk mengonsumsinya sesuai petunjuk dokter.
Kesimpulan
Hipertensi disebut silent killer karena sering kali tidak menunjukkan gejala tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi hingga terjadi masalah kesehatan yang berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, menerapkan gaya hidup sehat, dan mengelola stres dengan baik.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hipertensi dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan jantung dan mencegah dampak berbahaya dari penyakit ini. Jangan biarkan hipertensi menjadi ancaman tersembunyi dalam hidup.